Bencana alam merupakan peristiwa atau kejadian yang disebabkan oleh alam dan berdampak besar bagi kehidupan manusia, yang dapat merusak harta benda, hilangnya nyawa dan kerugian ekonomi. Kejadian bencana alam meliputi banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit.
Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi yang paling banyak terjadi bencana alam di Indonesia menurut catatan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang paling banyak terjadi bencana alam setiap tahunnya dari mulai kekeringan hingga gempa bumi, pada tahun 2023 tercatat 2050 kejadian bencana alam yang terjadi Propinsi Jawa Barat dengan jenis bencana alam terbanyak merupakan kebakaran hutan dan lahan sebanyak 710 kejadian, yang terjadi di seluruh kabupaten/kota kecuali Kota Banjar, disusul dengan cuaca ekstrem sebanyak 624 kejadian dan bencana longsor sebanyak 465 kejadian.
Berikut grafik kejadian bencana alam di Jawa Barat dan dampaknya tahun 2023
Tahun 2024 kembali menjadi tahun bencana bagi Provinsi Jawa Barat, dilansir halaman Barata BPBD Jawa Barat 19 Desember 2024, 1700 kejadian bencana terjadi di wilayah jawa barat lebih dari 22.000 rumah mengalami kerusakan, lebih dari 87.000 rumah terendam, 58 jiwa menjadi korban dan 549.721 jiwa terdampak akibat kejadian bencana yang terjadi selama tahun 2024 ini. Kekeringan, banjir, tanah longsor, gempa bumi, kebakaran hutan lahan adalah jenis bencana yang sering terjadi di melanda seluruh wilayah Kabupaten/Kota di Jawa Barat, ditambah lagi dengan perubahan iklim yang mengakibatkan terjadinya bencana cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Jawa Barat memicu terjadinya angin puting beliung yang besar seperti tornado melanda Kabupaten Bandung yang sebelum-sebelumnya tidak pernah, kejadian bencana cuaca ekstrem bukan hanya terjadi di Kabupaten Bandung saja, hampir seluruh wilayah Kabupaten/Kota di Jawa Barat terjadi bencana cuaca ekstrem yang berdampak pada tingginya curah hujan dan cuaca panas yang memicu terjadinya bencana, banjir bandang dan tanah longsor pada musim penghujan, bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau.
Informasi dikutip dari laman Barata BPBD Jawa Barat / 19 Desember 2024
Bulan Januari hingga April merupakan musim penghujan pertama di wilayah Jawa Barat, lalu awal mei merupakan pergantian musim dari musim hujan ke musim kemarau sampai dengan bulan September peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan hingga bulan Desember. Pada penghujan awal musim penghujan dari bulan Januari hingga April 2024 kejadian bencana banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem dan gempa bumi silih berganti melanda hampir seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Barat kecuali Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran yang tidak terjadi bencana banjir, 819 kejadian bencana yang terjadi berdampak pada 6726 rumah rusak, 52165 rumah terendam, 32 jiwa meninggal dan 193.424 jiwa terdampak akibat kejadian bencana.
Pada bulan januari serangkaian bencana dari mulai bencana alam gempa bumi, kecelakaan tabrakan kereta api, banjir dan longsor, dalam bulan Januari setidaknya 286 kejadian bencana terjadi di Provinsi Jawa Barat, 5 kejadian bencana alam gempa bumi, 5 kejadian bencana banjir, 104 kejadian bencana tanah longsor, dan 142 kejadian bencana cuaca ekstrem. Dampak dari bencana tersebut membuat 209 rumah rusak berat, 338 rusak sedang dan 1.159 rusak ringan sementara 11.311 rumah terendam, 4 jiwa meninggal dan 43.660 jiwa terdampak.( informasi laman Barata BPBD Wilayah Jawa Barat bulan januari 2024). Dari data yang diolah dari berbagai sumber puncak musim penghujan terjadi pada bulan Maret, yang mengakibatkan 875 rumah rusak, 30.505 rumah terendam ,12 orang meninggal dan lebih dari 117.500 orang terdampak karena kejadian beberapa bencana pada bulan Maret.
Kejadian bencana yang terjadi di wilayah Jawa Barat pada awal musim penghujan pada bulan Januari sampai April tahun 2024 ada lima wilayah Kabupaten/Kota tertinggi mengalami kejadian bencana yaitu
Kabupaten / Kota | Jumlah Kejadian Bencana | Jenis Kejadian Bencana | |||
Banjir | Tanah Longsor | Cuaca Ekstrem | Gempa Bumi | ||
Kabupaten Bogor | 145 | 10 | 48 | 87 | |
Kota Bogor | 77 | 4 | 27 | 46 | |
Kabupaten Sukabumi | 74 | 11 | 29 | 31 | 3 |
Kabupaten Bandung Barat | 53 | 4 | 22 | 27 | |
Kabupaten Ciamis | 49 | 6 | 22 | 21 |
Kejadian bencana memasuki peralihan musim dari musim penghujan ke musim kemarau pada awal bulan Mei hingga September tidak mengurangi intensitas kejadian bencana hanya jumlah jenis kejadian bencana saja yang naik dan turun, jenis kejadian bencana yang naik pada musim kemarau tahun 2024, kejadian bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan dan gempa bumi melanda wilayah Provinsi Jawa Barat, sebanyak 529 kejadian bencana sepanjang musim kemarau tahun 2024 mengakibatkan lebih dari 8400 rumah mengalami kerusakan, banjir yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten/Kota mengakibatkan sedikitnya 14.900 terendam, korban meninggal sebanyak 6 jiwa dan kurang lebih 264.893 jiwa terdampak dalam kejadian bencana sepanjang bulan Mei hingga September
Pada musim kemarau dari bulan Mei hingga September hampir semua jenis bencana terjadi di seluruh wilayah Jawa Barat dari mulai kekeringan yang melanda 18 Kabupaten/Kota,8 kejadian gempa bumi di 5 Kabupaten/Kota, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Kuningan, Kabupaten dan Kota Bogor, untuk kejadian bencana banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan serta cuaca ekstrem hampir semua melanda Kabupaten/Kota di Jawa Barat sepanjang musim kemarau dari bulan Mei hingga memasuki pergantian musim penghujan pada bulan September.
Kabupaten / Kota | Jumlah Kejadian Bencana | Jenis Kejadian Bencana | ||||||||
Banjir | Tanah Longsor | Cuaca Ekstrem | Gempa Bumi | Kebakaran hutan dan lahan | Kekeringan | |||||
Kabupaten Bogor | 131 | 9 | 42 | 74 | 3 | 3 | 1 | |||
Kota Bogor | 46 | 3 | 17 | 24 | 1 | 0 | 1 | |||
Kabupaten Sukabumi | 45 | 5 | 11 | 16 | 2 | 11 | 0 | |||
Kabupaten Cirebon | 34 | 4 | – | 1 | – | 28 | 1 | |||
Kabupaten Bandung Barat | 30 | – | 7 | 20 | – | 2 | 1 |
Setelah wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut dilanda bencana gempa bumi pada bulan September, bencana banjir bandang dan tanah yang melanda hampir seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi pada awal bulan Desember mengakibatkan 517 rumah rusak, lebih dari 1000 rumah terendam, 11 orang meninggal dan lebih 3800 jiwa terdampak.
Pada musim penghujan antara bulan Oktober sampai bulan Desember 2024 terjadi 356 kejadian bencana yang berdampak pada 6816 rumah rusak, 20.000 lebih rumah terendam, 19 jiwa meninggal dan lebih dari 88.000 jiwa terdampak akibat bencana yang terjadi.
Dari semua kejadian bencana sepanjang tahun 2024 dari mulai kejadian bencana banjir, tanah longsor, gempa, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan dan cuaca ekstrem yang terjadi di Wilayah Jawa Barat kejadian bencana cuaca ekstrem, tanah longsor dan banjir merupakan kejadian bencana terbanyak, bahkan bila membandingan data kejadian bencana tahun 2023 dengan kejadian bencana tahun 2024, kejadian bencana cuaca ekstrem terbanyak melanda di wilayah Jawa Barat.
Cuaca ekstrem sendiri merupakan keadaan atau fenomena fisik atmosfer di suara tempat, pada waktu tertentu dan terjadi pada jangka pendek serta sifatnya yang ekstrem. Beberapa kondisi atmosfer yang dapat dikategorikan cuaca ekstrem di antaranya suhu udara permukaan di atas 35 persen, kecepatan angin di atas 25 knot, dan curah hujan dalam satu hari di atas 50 mm, dalam kurun waktu lima tahun kejadian bencana yang disebabkan cuaca ekstrem terus meningkat setiap tahunnya.
Bencana cuaca ekstrem yang terjadi di Jawa Barat selama ini lebih banyak disebabkan oleh perubahan iklim penyebab perubahan iklim itu sendiri diantaranya:
- Pemanasan global
- Efek gas rumah kaca
- Kerusakan lapisan ozon
- Kerusakan fungsi hutan
- Penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC) yang tidak terkontrol
- Gas buang industri
Selain factor-faktor diatas, menurut situs PBB Indonesia penyebab pemanasan global dan perubahan iklim:
- Pembuatan energi
- Manufaktur barang
- Penebangan hutan
- Penggunaan transportasi
- Produksi makanan
- Penyuplaian energi untuk bangunan
- Pemakaian berlebihan
Dampak dari perubahan iklim dikutip dari situs detiknews:
- Curah hujan tinggi
- Suhu bumi lebih panas
- Musim kemarau yang berkepanjangan
- Peningkatan kekeringan
- Peningkatan suhu lautan akibat pemanasan global
- Terjadinya bencana alam angin puting beliung dan badai lebih parah
- Berkurangnya sumber air
Contoh emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim yaitu termasuk karbon dioksida dan metana. Emisi gas rumah kaca ini berasal dari penggunaan bensin untuk mengendarai mobil atau batubara untuk memanaskan gedung, Selain itu, pembukaan lahan dan hutan berpengaruh mampu melepaskan karbon dioksida. Tempat pembuangan sampah merupakan sumber utama emisi metana. Energi, industri, transportasi, bangunan, pertanian dan tata guna lahan termasuk di antara penghasil emisi utama.
Dari data yang WALHI Jawa Barat dapat dari berbagai sumber saat ini ada kurang lebih 900.000 lahan kritis di Jawa Barat yang tersebar di seluruh wilaya Jawa barat dapat mempengaruhi terjadi perubahan iklim yang terjadi di Jawa Barat, ditambah lagi dengan pembangunan – pembangunan proyek strategis nasional yang di bangun di wilayah Jawa Barat diantaranya pembangkit listrik yang menggunakan batubara, pembangunan pabrik, pemberian ijin untuk pertambangan dan galian yang tersebar di Jawa Barat mempercepat terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan terjadinya bencana cuaca ekstrem dan meningkatnya kejadian bencana puting beliung, banjir bandang dan tanah longsor.
Tidak berlebihan kiranya tahun 2024 merupakan tahun bencana bagi Provinsi Jawa Barat bukan bencana alam melainkan Bencana Ekologi melihat terjadinya bencana yang terjadi selama kurun waktu tahun 2024.